Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan

Buku yang diangkat dari skripsi karya Soe Hok Gie dengan judul "Simpang Kiri dari Sebuah Jalan: Kisah Pemberontakan PKI Madiun September 1948" Dalam buku ini memang tidak spesifik menjelaskan sepak terjang dari Komunis di Indonesia, buku ini

Dalam Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan ini, pembaca akan bertemu sosok Soe Hok Gie yang lain. Bukan aktivis mahasiswa, tetapi seorang ilmuwan. Tepatnya sejarawan. Berasal dari skripsi tingkat sarjana di Fakultas Sastra jurusan Sejarah UI, tulisan ini disusun melalui serangkaian penelitian serius, dengan kerangka keilmiahan yang ketat.

Jadilah sebuah rekaman sejarah yang orisinil, tajam, dan adil. Menceritakan dinamika ―suka, duka, intrik, kelicikan, penderitaan, harapan ―para tokoh yang terlibat peristiwa ‘Madiun Affair’ yang menelan korban ribuan jiwa, termasuk pelakunya. Para tokoh tersebut dihadirkan secara utuh dengan segala problema kemanusiaan yang mengiringinya, bagaikan gelombang yang pasang surut dan musim yang silih berganti.

Buku yang diangkat dari skripsi karya Soe Hok Gie dengan judul "Simpang Kiri dari Sebuah Jalan: Kisah Pemberontakan PKI Madiun September 1948" Dalam buku ini memang tidak spesifik menjelaskan sepak terjang dari Komunis di Indonesia, buku ini sebatas membahas mengenai pemberontakan PKI di Madiun pada 1948 dan juga menceritakan tentang konflik internal PKI.

Buku yang terdiri dari enam bab ini dibuka Soe dengan mendeskripsikan latar belakang dari tokoh-tokoh komunis pada masa itu, baik mahasiswa yang ada di dalam negeri maupun luar negeri, di bab ini juga penulis menjabarkan mengenai grup-grup yang ada pada internal PKI. Menurut Soe pada awal abad 20 terjadi krisis pemikiran yang terjadi pada banyak pemuda di Indonesia yang menjadikan diri mereka menjadi revolusioner dan radikal.

Konflik internal yang terdapat dalam buku ini mendeskripsikan mengenai perbedaan pendapat antar tokoh ditubuh PKI. Setiap tokoh memiliki pandangan yang berbeda-beda yang akhirnya menimbulkan perpecahan dalam internal partai. Sjahrir mendirikan Partai Sosialis, Musso yang mulai membangun kembali jaringan Partai Komunis, dan Tan Malaka mulai membangun Partai Murba.

Dalam buku ini diceritakan sebab-sebab meletusnya pemberontakan Madiun 1948. Silang pendapat antara Musso dan Tan Malaka mengenai rencana pemberontakan Madiun. Musso merasa perencanaan sudah sangat siap untuk upaya pemberontakan ini, namun Tan Malaka sendiri tidak setuju dengan upaya pemberontakan ini karena persiapannya masih belum sangat matang.

Seperti dalam pengantar buku ini, karya tentang pemberontakan ini dianyam sedemikian rupa seakan-akan seperti membaca sebuah novel sejarah dramatis yang menegangkan. Penulis tidak terlalu kaku dalam menceritakan kronologis mengenai pemberontakan, namun Soe juga tidak meninggalkan sisi objektif dari sebuah kisah sejarah itu sendiri seperti nama, tanggal, dan tempat tetap dicantumkan dalam buku ini.

Melalui buku ini, orang yang ingin belajar sejarah atau sekedar ingin tahu sejarah mudah memahaminya, karena penulis menyusun selayaknya novel. Begitu juga bagi kalangan yang ingin mengkaji mengenai gerakan komunis,terutama tragedi pemberontakan 1948, karena fakta yang disajikan sudah melalui tahap pengujian ilmiah yang mana sebelum jadi buku tulisan ini adalah skripsi.

Namun tidak semua hal sempurna, kekurangan buku ini ialah tidak diberi penjelasan ketika ada teks berbahasa Inggris, bahkan pada halaman 277 ada teks berbahasa Perancis yang mana hanya beberapa kalangan saja yang mengerti teks itu, terlepas dari itu buku ini adalah sebuah karya dari seorang Soe Hok Gie sebagai seorang sejarawan muda yang dapat dijadikan bahan edukasi dan inspirasi bagi generasi kini. terutama tragedi pemberontakan 1948, karena fakta yang disajikan sudah melalui tahap pengujian ilmiah yang mana sebelum jadi buku tulisan ini adalah skripsi.

Namun tidak semua hal sempurna, kekurangan buku ini ialah tidak diberi penjelasan ketika ada teks berbahasa Inggris, bahkan pada halaman 277 ada teks berbahasa Perancis yang mana hanya beberapa kalangan saja yang mengerti teks itu, terlepas dari itu buku ini adalah sebuah karya dari seorang Soe Hok Gie sebagai seorang sejarawan muda yang dapat dijadikan bahan edukasi dan inspirasi bagi generasi kini.

Postingan populer dari blog ini

Lomba 17 Agustus di Sekolah GenIUS

Kegiatan Ekskul Jurnalistik di Sekolah GenIUS